Jumat, 09 Juli 2010

Alvin Si Malaikat

Selamat datang di alam keabadian. Disinilah tempatku berada. Sungai madu mengalir dengan tenang. Burung-burung berkicau dengan riang. Rumah-rumah bagai istana. Kelopak-kelopak bunga mulai berguguran. Keindahan tiada tara. Kebahagian begitu tidak terbatas. Inilah surga. Inilah mimpi semua orang.

Oia , kuperkenalkan terlebih dahulu diriku. Namaku alvin, aku salah satu malaikat yang menjaga surga. Aku bertugas menjaga surga, menjadi salah satu makluk koleksi surga sebelum surga ditempati oleh manusia-manusia yang seharusnya. Satu-satunya teman yang kumiliki adalah Amigo dia malaikat yang ditugaskan menjaga manusia dibumi dan terkadang menghibur manusia-manusia dari kesedihan.

Sudah cukup lama aku diam memandang ratusan burung bertebangan, aku tidak tahu berapa pastinya waktu yang kuhabiskan untuk merenung karena di surga kami tidak mengenal waktu. Tapi karena itulah aku merasa waktu berjalan begitu lama, surga masih saja sepi sampai pada waktunya manusia diizinkan menempati, hanya aku dan beberapa ratus malaikat lain hilir mudik menyiapkan segala kebutuhan manusia sebelum dihuni. Kami tak ubahnya pelayan, kami diizinkan berada di dalam surga sejak kami dilahirkan dengan syarat kami harus melayani Tuhan. Kami pelayan Tuhan dan Tuhan juga meminta kami meminta melayani manusia.

Amigo sering mengunjungiku saat tugasnya sudah selesai, dia takut akan dimarahi Tuhan jika meninggalkan tugasnya. Kami semua takut dimarahi tuhan. Ada milyaran makluk yang bernama malaikat, tentu bukan hal mudah untuk mematikan satu saja. aku selalu bahagia jika bertemu amigo, dia satu-satunya penghubungku dengan dunia dibumi.

“Aih....amigo sudah datang, lihat dia membawa apa?Kataku dalam hati

“hai amigo, apa kabar? “aku menyapanya sambil mengepak-epakkan sayapku

“cukup buruk” katanya sambil menyadarkan punggung nya ke pohon cemara surga

“kenapa? Ada hal yang membuatmu risau?”tanyaku hati-hati

“ada banyak...semakin hari ada jumlah manusia yang jahat semakin banyak, sepertinya semakin mendekati akhir jaman semakin sedikit manusia yang akan menemanimu di surga” kata amigo dengan kesal

“Ehmmm.......” aku tahu amigo sedang kesal, kubiarkan saja dia berbicara

“ manusia itu makluk egois, alvin... tuhan telah memberikan begitu banyak pilihan kepada mereka. Mau jahat bisa, mau baik bisa. Tapi yang mereka inginkan selalu yang enak-enak. Mereka mau hidup mereka enak, mati mereka juga enak. Memangnya ada yang seperti itu? Beda lagi dengan kita, kita tidak bisa menjadi jahat bukan karena kita semua memilih menjadi orang yang baik, tapi karena kita memang TIDAK diberi pilihan lain selain menjadi baik”

Alvin diam sesaat, agaknya hatinya benar-benar kesal kali ini

“mereka itu kadang sok-sok an bilang ingin menjadi kita, ingin sesuci malaikat tapi mereka tidak pernah mengatakan itu saat sedang melakukan hubungan sex, mereka tidk pernah berkata itu saat sedang berbahagia bersama keluargannya. Mana ada malaikat berhubungan sex dan berkeluarga. Mereka benar-benar mencintai kehidupannya, mencintai pilihannya tapi mereka tetap mau enak. namun, mereka malas untuk mempertanggungjawabkan pilihannya”Amigo terdiam sebentar, lalu melanjutkan lagi.

“aku ingin sekali menjadi manusia, menjalani banyak peristiwa, mempunyai banyak pilihan dan merasakan kehidupan di dunia sesungguhnya. Ingin sekali. Apa kamu tidak bosan terus-terusan hidup hanya untuk melayani tanpa bisa memilih untuk melakukan hal lain kamu suka?” tanya amigo.

“Amigo ,semua ini sudah menjadi ketetapan tuhan. Semua malaikat bumi kudengar juga
ingin menjadi manusia dan aku malaikat surga juga sering merasa bosan. Aku sudah lama hidup disini, hanya mempunyai sedikit teman, hanya mempunyai sedikit pilihan, aku hanya melihat keindahan sampai akhirnya aku tidak tahu apa yang dinamakan keindahan. Karena aku tidak punya perbandingan untuk mengatakan ini keindahan. Manusia makluk pintar yang konyol”

Huff.... Amigo mendesah perlahan, banyak sekali kesah yang mengganjal hatinya. Lalu mengeluarkan bungkusan yang dia bawa dan memberikannya padaku.

“hai Amigo, apa yang kamu bawa?” aku menerimanya dengan gembira, kubuka pelan-pelan bungkusannya...kutemukan sebuah tabung yang berisi air

“itu adalah air mata ibu yang baru saja kehilangan anak pertamanya, padahal hanya anak itu yang dimilikinya. Rasakan air matanya, kamu akan tahu energi cinta didalamnya. Kamu akan merasakan apa yang tidak kita miliki.”

Aku diam sejenak, kurasakan ada perasaan indah menelusup masuk dalam hatiku. Mungkin inilah yang dinamakan cinta oleh Amigo. Lalu waktu menjadi seakan berhenti. Hanya aku dan cinta dalam dimensi waktu ini. Seumur hidup baru kali ini aku merasakan perasaaan yang begitu indah. Sayang Tuhan hanya mengijinkan manusia saja yang menikmati. Diam-diam aku merasa cemburu pada manusia, makluk pemilik segala perasaan.

“hai alvin, alvin!!” amigo berteriak membangunkan lamunanku

“indah sekali ini, Amigo. Mulai sekarang bawakan aku tabung air mata cinta setiap kamu selesai bertugas di bumi. Perasaan ini benar-benar indah. Aku rela pergi dari surga asal bisa merasakan cint itu lagi” kataku mengharap, sepertinya otakku menjadi benar-benar buntu oleh cinta.

“ kalau begitu kamu kembalilah melaksanakan tugasmu, waktu istirahatku juga akan segera habis. Setelah kita sama-sama selesai bertugas kita bertemu lagi disini. Kita nanti akan sama-sama menemui Tuhan. Kita minta keadilan dari Tuhan. Kita sebagai makluk Tuhan juga berhak untuk merasakan cinta juga kan dan jangan ceritakan kepada siapapun, aku tidak mau malaikat lain apalagi Tuhan tahu aku mencuri air mata anak adam. “katanya setengah berbisik

Aku tersenyum

“baiklah, aku akan menunggumu disini”

Akhirnya aku dan Amigo berpisah. Aku tidak sabar untuk menunggunya dan pergi bersama-sama menemui Tuhan. Tuhan pasti akan sadar telah berlaku kurang adil terhadap kita para malaikat lalu memberikan kita untuk memilih. Tuhan pasti akan memberi kita waktu untuk menjalani hidup, merasakan duka dan cita. Tuhan pasti akan memberi izin kita untuk berhenti sejenak melayaninya dan bergabung dengan manusia si makluk egois. Tuhan begitu baik pasti akan mengabulkan semua yang kami inginkan. Aku benar-benar tidak sabar menunggu kedatangan Amigo.

Atas nama segala cinta, aku benar-benar mnginginkan menjadi manusia. Aku rela meninggalkan surga untuk sementara demi cinta. Aku ingin merasakan dilayani oleh teman-temanku sesama malaikat. Semoga kunjunganku ke rumah Tuhan dapat memperbaiki kehidupan malaikat menjadi jauh lebih baik. Semoga saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar