Senin, 05 Juli 2010

setitik tentang cinta

Bagiku, cinta itu hanya ada satu. Dan ketika suatu cinta menjadi dua,tiga atau empat. Berarti yang satu adalah cinta dan yang lain itu NAPSU.

Terkadang sebuah napsu menjadi tipis perbedaannya dengan cinta,berdalih bahwa cinta harus memiliki,harus meraba,harus menyentuh dan harus berstatus maka terciptalah sebuah cinta yang berasal dari napsu.

Seharusnya cinta itu yang membentuk napsu bukan napsu yang membentuk cinta.

Napsu membuat cinta menjadi lebih hidup,namun tanpa napsu cinta tetap bisa hidup.

Cinta sejati itu pada dasarnya tidak perlu dicari, semua manusia mempunyai patokan dalam mengartikan cinta sejati. Dan patokan manusia berbeda-beda.

Cinta dari Tuhan ke makluknya,cinta orang tua ke anaknya,cinta antar saudara dan cinta antar sahabat merupakan cinta sejati yang SUDAH kita temukan tanpa harus mencarinya.

Cinta itu tidak bisa hilang dalam sekejap,cinta itu lembut dan hanya bisa hilang dengan perlahan. Namun cinta itu tegas,hanya mengenal kata “iya ATAU tidak” ,bukan “ iya DAN tidak”. Karena cinta tidak mengenal keraguan.

2 komentar:

  1. Cinta adalah komunikasi dua hati, bukan komunikasi dua tubuh. Saya pernah membaca kisah percintaan Penyair Lebanon (Kahlil Gibran) dengan kekasihnya May Ziadah. Mereka tidak pernah bertemu, tapi mereka saling mencintai. Cinta yang bersih dari hasrat-hasrat nafsu. Sepertinya, memang cinta Gibran kepada May hanya bisa dilakukan orang yang telah memiliki taraf pemahaman yang esensi tentang hidup (sufistik).
    Kisah percintaan mereka di kumpulkan dalam buku : Surat-surat Cinta kepada May Ziadah

    BalasHapus